Minggu, 15 September 2019

PEREMPUAN MERUPAKAN PERMATA KEHIDUPAN


PEREMPUAN MERUPAKAN PERMATA KEHIDUPAN

Dalam setiap lekuk hidupnya, Allah SWT menganugrahkan permata yang indah dan menawan. Jiwa perempuan menjadi cawan autobiografi kehidupan anak-anaknya. Nabi Muhammad SAW menilai perempuan sebagai tiang (kehidupan) negara. Nietzsche bahkan berani menyebut seorang perempuan mempunyai kecerdasan besar.. Naluri keibuan seorang perempuan harus terus dijaga agar bersih untuk berumah jiwa yang jernih. Mutiara yang melekat dalam tubuh perempuan harus terus terjaga dengan jernih sehingga menjadikan perempuan sebagai sumber kehidupan. Dari rahim perempuan, permata kehidupan menjadi tampak, kehidupan semakin cerah dan penuh cahaya.

Perempuan adalah sebuah kebanggaan, dan ibu kehidupan. Dari rahim perempuan, kehidupan juga dilahirkan, kehidupan diperjuangkan, dan kehidupan mendapatkan hakekat dan martabat. Peradaban dunia tak bisa hidup dengan penuh kebanggaan tanpa hadirnya sosok perempuan. Nafas perempuan selalu menghadirkan kedamaian, kesejukan, dan ketentraman. Para guru bijak zaman aksial (900-200 SM) mengungkapkan bahwa perempuan merupakan sosok pembela rasa yang mengedepankan cinta, keadilan, kemanusiaan, kesederajatan, dan melampaui egoism dan egosentrisme.  

Sejarah  menempatkan perempuan sebagai citra sangat luhur. Walaupun juga sejarah umat manusia telah menempatkan perempuan dalam jalan yang nista dan buruk. Sejarah memang bukan linier. Akan tetapi ruh perempuan selalu menghiasi jalannya peradaban dengan penuh rasa. Bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa yang dicari Adam ketika diciptakan Allah SWT , tak lain adalah perempuan. Dari Hawa lah Adam mendapatkan kehidupan, sehingga perjalanan hidupnya di masa depan bisa semakin sempurna lewat kehadiran anak-anaknya.

Sebagai ibu kehidupan, tanggungjawab perempuan tidaklah gampang. Di tengah gejolak zaman yang penuh keganjilan dan kemunafikan saat itu, perempuan harus mampu menempatkan dirinya sebagai nafas kehidupan yang bisa meniupkan kedamaian, ketentraman, dan keindahan. Ini bukan berarti hanya cukup dengan tampil cantik dan mempesona secara fisik (physicly), akan tetapi perempuan harus tampil di hadapan publik untuk menyuarakan gerakan kehidupan yang memihak kaum tertindas, menggugat kebiadaban, dan melanjutkan gerakan kemanusiaan yang terus membela rasa: mengedepankan keadilan, cinta, dan kesetaraan.

Dalam diri perempuan terdapat berbagai potensi yang patut untuk digali dan diberdayakan bukan dibiarkan begitu saja bahkan menganggapnya seperti tidak penting. Potensi dalam diri perempuan akan merubah peradaban perempuan bahkan peradaban manusia. Salah seorang psikolog Amerika Serikat, William James memandang bahwa penemuan atas potensi manusia yang belum tergali sebagai penemuan terpenting di zamannya. James mengatakan: “saya yakin seyakinyakinnya bahwa kebanyakan orang secara fisik, intelektual maupun secara moral hidup dalam potensi lingkaran yang sangat terbatas. Di balik keterbatasan perempuan tersimpan potensi-potensi besar yang patut untuk diberdayakan. Buku ini mengantarkan pembaca untuk menemukan potensi perempuan yang masih terkubur. Menemukan potensi perempuan sebagai ibu kehidupan yang masih terkubur, akan menjadi sebuah penemuan terpenting untuk membangun sebuah peradaban zaman.

PENGUKURAN KEPRIBADIAN


PENGUKURAN KEPRIBADIAN

Sifat kepribadian biasa diukur melalui angka rata-rata pelaporan dari (self-report) kuesioner kepribadian (untuk sifat khusus) atau penelusuran kepribadian seutuhnya (personality inventory, serangkaian instrumen yang menyingkap sejumlah sifat). Ada beberapa macam cara untuk mengukur atau menyelidiki kepribadian. Berikut ini adalah beberapa diantaranya :

1. Observasi Direct

Observasi direk berbeda dengan observasi biasa. Observasi direk mempunyai sasaran yang khusus , sedangkan observasi biasa mengamati seluruh tingkah laku subjek. Observasi direk memilih situasi tertentu, yaitu saat dapat diperkirakan munculnya indikator dari ciri-ciri yang hendak diteliti, sedangkan observasi biasa mungkin tidak merencanakan untuk memilih waktu.

Observasi direct diadakan dalam situasi terkontrol, dapat diulang atau dapat dibuat replikasinya. Misalnya, pada saat berpidato, sibuk bekerja, dan sebagainya.Ada tiga tipe metode dalam observasi direk yaitu:

a. Time Sampling Method

Dalam time sampling method, tiap-tiap subjek diselidiki pada periode waktu tertentu. Hal yang diobservasi mungkin sekadar muncul tidaknya respons, atau aspek tertentu.

b. Incident Sampling Method

Dalam incident sampling method, sampling dipilih dari berbagai tingkah laku dalam berbagai situasi. Laporan observasinya mungkin berupa catatan-catatan dari Ibu tentang anaknya, khusus pada waktu menangis, pada waktu mogok makan, dan sebgainya. Dalam pencatatan tersebut hal-hal yang menjadi perhatian adalah tentang intensitasnya, lamanya, juga tentang efek-efek berikut setelah respons.

c. Metode Buku Harian Terkontrol

Metode ini dilakukan dengan cara mencatat dalam buku harian tentang tingkah laku yang khusus hendak diselidiki oleh yang bersangkutan sendiri. Misalnya mengadakan observasi sendiri pada waktu sedang marah. Syarat penggunaan metode ini, antara lain, bahwa peneliti adalah orang dewasa yang cukup inteligen dan lebih jauh lagi adalah benar-benar ada pengabdian pada perkembangan ilmu pengetahuan.

2. Wawancara (Interview)

Menilai kepribadian dengan wawancara (interview) berarti mengadakan tatap muka dan berbicara dari hati ke hati dengan orang yang dinilai. Dalam psikologi kepribadian, orang mulai mengembangkan dua jenis wawancara, yakni:

a. Stress interview

Stress interview digunakan untuk mengetahui sejauh mana seseorang dapat bertahan terhadap hal-hal yang dapat mengganggu emosinya dan juga untuk mengetahui seberapa lama seseorang dapat kembali menyeimbangkan emosinya setelah tekanan-tekanan ditiadakan. Interviewer ditugaskan untuk mengerjakan sesuatu yang mudah, kemudian dilanjutkan dengan sesuatu yang lebih sukar.

b. Exhaustive Interview

Exhaustive Interview merupakan cara interview yang berlangsung sangat lama; diselenggarakn non-stop. Cara ini biasa digunakan untuk meneliti para tersangka dibidang kriminal dan sebagai pemeriksaan taraf ketiga.

3. Tes proyektif

Cara lain untuk mengatur atau menilai kepribadian adalah dengan menggunakan tes proyektif. Orang yang dinilai akan memprediksikan dirinya melalui gambar atau hal-hal lain yang dilakukannya. Tes proyektif pada dasarnya memberi peluang kepada testee (orang yang dites) untuk memberikan makna atau arti atas hal yang disajikan; tidak ada pemaknaan yang dianggap benar atau salah.

Jika kepada subjek diberikan tugas yang menunut penggunaan imajinasi, kita dapat menganalisis hasil fantasinya untuk menguur cara dia merasa dan berpikir. Jika melakukan kegiatan yang bebas, orang cenderung menunjukkan dirinya, memantulkan (proyeksi) kepribadiannya untuk melakukan tugas yang kreatif. Jenis yang termasuk tes proyektif adalah:

a. Tes Rorschach

Tes yang dikembangkan oleh seorang dkter psikiatrik Swiss, Hermann Rorschach, pada tahun 1920-an, terdiri atas sepuluh kartu yang masing-masing menampilkan bercak tintan yang agak kompleks. Sebagian bercak itu berwarna; sebagian lagi hitam putih. Kartu-kartu tersebut diperlihatkan kepada mereka yang mengalami percobaan dalam urutan yang sama. Mereka ditugaskan untuk menceritakan hal apa yang dilihatnya tergambar dalam noda-noda tinta itu. Meskipun noda-noda itu secara objektif sama bagi semua peserta, jawaban yang mereka berikan berbeda satu sama lain. Ini menunjukkan bahwa mereka yang mengalami percobaan itu memproyeksikan sesuatu dalam noda-noda itu. Analisis dari sifat jawaban yang diberikan peserta itu memberikan petunjuk mengenai susunan kepribadiannya.

b. Tes Apersepsi Tematik (Thematic Apperception Test/TAT)

Tes apersepsi tematik atau Thematic Apperception Test (TAT), dikembangkan di Harvard University oleh Hendry Murray pada tahun 1930-an. TAT mempergunakan suatu seri gambar-gambar. Sebagian adalah reproduksi lukisan-lukisan, sebagian lagi kelihatan sebagai ilustrasi buku atau majalah. Para peserta diminta mengarang sebuah cerita mengena tiap-tiap gambar yang diperlihatkan kepadanya. Mereka diminta membuat sebuah cerita mengenai latar belakang dari kejadian yang menghasilkan adegan pada setiap gambar, mengenai pikiran dan perasaan yang dialami oleh orang-orang didalam gambar itu, dan bagaimana episode itu akan berakhir. Dalam menganalisis respon terhadap kartu TAT, ahli psikologi melihat tema yang berulang yang bisa mengungkapkan kebutuhan, motif, atau karakteristik cara seseorang melakukan hubungan antarpribadinya.

4. Inventori Kepribadian

Inventori kepribadian adalah kuesioner yang mendorong individu untuk melaporkan reaksi atau perasaannya dalam situasi tertentu. Kuesioner ini mirip wawancara terstruktur dan ia menanyakan pertanyaan yang sama untuk setiap orang, dan jawaban biasanya diberikan dalam bentuk yang mudah dinilai, seringkali dengan bantuan komputer. Menurut Atkinson dan kawan-kawan, investori kepribadian mungkin dirancang untuk menilai dimensi tunggal kepribadian (misalnya, tingkat kecemasan) atau beberapa sifat kepribadian secara keseluruhan. Investori kepribadian yang terkenal dan banyak digunakan untuk menilai kepribadian seseorang ialah: (a) Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI), (b) Rorced-Choice Inventories, dan (c) Humm-Wadsworth Temperament Scale (H-W Temperament Scale).

a. Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI)

MMPI terdiri atas kira-kira 550 pernyataan tentag sikap, reaksi emosional, gejala fisik dan psikologis, serta pengalaman masa lalu. Subjek menjawab tiap pertanyaan dengan menjawab “benar”, “salah”, atau “tidak dapat mengatakan”. Pada prinsipnya, jawaban mendapat nilai menurut kesesuaiannya dengan jawaban yang diberikan oleh orang-orang yang memiliki berbagai macam masalah psikologi. MMPI dikembangkan guna membantu klinis dalam mendiagnosis gangguan kepribadian. Para perancang tes tidak menentukan sifat mengukurnya, tetapi memberikan ratusn pertanyaan tes untuk mengelompokkan individu. Tiap kelompok diketahui berbeda dari normalnya menurut kriteria tertentu. Kelompok kriteria terdiri atas individu yang telah dirawat dengan diagnosis gangguan paranoid. Kelompok kontrol terdiri atas orang yang belum pernah didiagnosis menderita masalah psikiatrik, tetapi mirip dengn kelompok kriteria dalah hal usia, jenis kelamin, status sosioekonomi, dan variabel penting lain.

b. Rorced-Choice Inventories

Rorced-Choice Inventories atau Inventori Pilihan-Paksa termasuk klasifikasi tes yang volunter. Suatu tes dikatakan volunter bila subjek dapat memilih pilihan yang lebih disukai, dan tahu bahwa semua pilihan itu benar, tidak ada yang salah (Muhadjir,1992). Subjek, dalam hal ini, diminta memilih pilihan yang lebih disukai, lebih sesuai, lebih cocok dengan minatnya, sikapnya, atau pandangan hidupnya.

c. Humm-Wadsworth Temperament Scale (H-W Temperament Scale)

H-W Temperament Scale dikembangkan dari teori kepribadian Rosanoff (Muhadjir, 1992). Menurut teori ini, kepribadian memiliki enam komponen, yang lebih banyak bertolak dari keragaman abnomal, yaitu:

1) Schizoid Autistik, mempunyai tendensi tak konsisten, berpikirnya lebih mengarah pada khayalan.

2) Schizoid Paranoid, mempunyai tendensi tak konsisten, dengan angan bahwa dirinya penting.

3) Cycloid Manik, emosinya tidak stabil dengan semangat berkobar.

4) Cycloid Depress, emosinya tak stabil dengan retardasi dan pesimisme.

5) Hysteroid, ketunaan watak berbatasan dengan tendensi kriminal.

6) Epileptoid, dengan antusiasme dan aspirasi yang bergerak terus.



KEPRIBADIAN


KEPRIBADIAN 

1.  PENGERTIAN KEPRIBADIAN
Menurut asal katanya, kepribadian atau personality berasal dari bahasa latin personare, yang berarti mengeluarkan suara. Istilah ini digunakan untuk menunjukan suara dari percakapan seorang pemain sandiwara melalui topeng yang dipakainya. Pada mulanya istilah personare adalah topeng yang dipakai pemain sandiwara, dimana suara pemain sandiwara itu diproyeksikan. Kemudian kata personare itu berarti pemain sandiwara itu sendiri.
Kepribadian (personality) berasal dari kata latin persona, persona adalah topeng yang digunakan oleh pemain pentas dalam sandiwara atau teater yunani. Kata persona (personality) berubah menjadi satu istilah yang mengacu pada gambaran social tertentu yang diterima oleh individu dari kelompok atau masyarakatnya, individu diharapkan bertingkah laku berdasarkan dengan gambaran sosial (peran) yang diterimanya. Dari sini kata persona akhirnya menunjukkan penampilan luar, wajah luar yang diperlihatkan orang, seorang kepada orang-orang di sekitarnya. (koswara, 1991:10).
Allport mendefinisikan kepribadian adalah organisasi-organisasi dinamis dari sistem-sistem psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik atau khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya itu.
Koentjaraningrat (1980) menyebut kepribadian atau personality sebagai susunan unsure-unsur akal dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap-tiap individu manusia. Herman (1969) dikutip Monks, Knoers dan Hatitono (1984:3) kepribadian masih bersifat teoristis, dapat disebut masih merupakan “Construct” yang sangat kabur definisinya.  Newcomb (1950:344-345), kepribadian merupakan organisasi dari sikap-sikap yang di miliki seseorang sebagai latar belakang terhadapap pri kelakuan.
Meskipun berbeda-beda, definisi yang dicetuskan oleh para ahli psikologi menunjukkan bahwa pengertian kepribadian menurut ilmu psikologi berbeda dan jauh lebih luas ketimbang pengertian kepribadian yang biasa kita jumpai dalam perbincangan sehari-hari. Dari berbagai perbedaan sebagaian besar definisi yang dikemukakan oleh para psikolog, memiliki persamaan yang mendasar, yaitu sebagai berikut:
  1. Definisi menekankan perlunya memahami arti perbedaan-perbedaan individual
  2. Kepribadian di pandang sebagai organisasi  pengarah tingkah laku
  3. Keunikan kepribadian individu ditentukan atau dipengaruhi oleh factor-faktor bawaan dan lingkungan

Teori-teori kepribadian
1.  Teori kepribadian psikoanalisis
Teori ini dibangun oleh freund, di mana model kepribadian saling berhubungan dan menimbulkan ketegangan satu sama lain, tiga system kepribadian menurutnya id, ego, dan super ego. Ketiga satu sisitem merupakan satu tim yang saling bekerja sama dalam mempengaruhi perilaku manusia. Id bekerja menggunakan prinsip kesenangan, mencari kepuasan segera inpuls biologis, ego mematuhi prinsip realita, menunda pemuasan sampai bisa di capai dengan cara yang diterima masyarakat, dan super ego memiliki standar moral pada individu. Teori freund mengenai dinamika kepribadian menyatakan bahwa terdapat sejumlah energy, psikis(libido) yang kostan untuk setiap individu. Teori ini berpendapat bahwa dorongan id yang tidak bisa diterima dapat menimbulkan kecemasan, yang bisa diturunkan oleh mekanisme pertambangan. Teori freund mengenai perkembangan kepribadian menyatakan bahwa individu melewati tahap psikoseksual (seperti, oral, anal, valid). Teori psikoanalisis telah dimodifikasi oleh ahli lain seperti jung,adler, horney, Sullivan, fromm, dan Erickson yang semuanya lebih menekankan fungsi ego dan motif selain dari seks dan agresi.
2. Teori kepribadian sifat (trait theories)
Teori-teori sifat pada dasarnya meliputi psikologi individu Gordon williard allport “psikologi konstitusi” William Sheldon, dan teori factor Raymond cattell (hall & lindzey, 1993:9). Teori-teori ini menyatakan bahwa manusia memiliki sifat-sifst tertentu, yakni pola kecanderungan betingkah laku dengan cara tertentu, sifat-sifat stabil menyebabkan manusianbertingkah laku relatif tetap dari situasi ke situasi. Allport membedakan antara sifat umum dan kecenderunag pribadi. Sifat umum adalah dimensi sifat yang dapat membandingkan individu satu sama lain. Kecenderungan pribadi di maksudkan sebagai pola unik sifat-sifat yang ada dalam diri individu. Allport membagi sejumlah perbedaan di antara berbagai jenis sifat, yaitu:
1.        Sifat-sifat kardinan, sifat ini merupakan karakteristik yang dominan dalam kehidupan seseorang bisa dikatakan sebagai sifat utama.
2.        Sifat-sifat sentral, sifat ini merupakan karakteristik yang kurang memotivasi perilaku individu.
3.        Sifat sekunder, sifat-sifat ini merupakan karakteristik periveral dalam individu.
Teori sifat berikutnya adalah teori dari William shaldon, yaitu psikologi konstitusi adalah suatu studi mengenai aspek-aspek psikologis dari perilaku manusia yang berkaitan dengan morfologi dan fisiologi tubuh. Williem mengelompokkan menjadi tiga komponen atau dimensi temperamental :
·         Viscerotonia : mengejar kenikmstsn, tenang, santai dan pandai bergaul
·         Somatotenia : suka berpetualang dan berani mengambil resiko yang tinggi serta kurang peka terhadap perasaan orang lain
·         Cerebrotonia : senang menyendiri, takut pada orang lain, memiliki kesadaran diri yang tinggi
3.  Teori kepribadian behaviorisme
Menurut Skiner kepribadian itu dibentuk melalui proses belajar. Dia (kepribadian) bukanlah agen penyebab tingkahlaku melainkan suatu hasil dari factor lingkungan dan bawaan yang khas.
4.   Teori Kognitif
Pandangan teori kognitif menyatakan bahwa organisasi kepribadian manusia adalah elemen- elemen kesadaran yang satu sama lain saling terkait dalam lapangan kesadaran (kognis)i. Menurut teori ini unsure psikis dan fisik tidak dipisahkan lagi.
Tipe-tipe kepribadian
Menurut Hippocrates dan Galenus manusia bisa di bagi menjadi empat golongan berdasarkan zat cair anda dalam tubuh
1.        Melancolis: orang yang banyak empedu hitam. Bersikap murung, pesimistis dan selalu merasa curiga
2.        Sanguinis: orang yang banyak darahnya. Orang ini selalu bersikap periang, gembira dan optimis
3.        Flegmatis: orang yang banyak lendirnya. Orang ini selalu bersikap lamban dan pemalas wajahnya selalu pucat dan pesimis
4.        Koleris: orang yang banyak empedu kuning. Orang ini bersikap garang dan agresif bertubuh besar dan kuat
Menurut eduard spranger manusia dapat dikelompokkan menjadi enam golongan
1.        Manusia politik, bersifat suka menguasai oranng lain
2.        Manusia ekonomi, bersifat suka bekerja dan suka mencari untung segala usahanya ditunjukkan kepada penguasaan materi
3.        Manusia social, memiliki sifat-sifat yang suka mengabdi dan berkorbanuntuk orang lain
4.        Manusia seni, jiwa orang ini selalu dipengaruhi oleh nilai-nilai keindahan
5.        Manusia agama, mereka lebih mementingkan hidup untuk mengabdi pada tuhan yang maha esa. Mereka sdnantiasa melaksanakan ajaran agama semaksimal mungkin
6.        Manusia teori, sifat-sifat manusia ini antara lain senang berdiskusi, membaca teori-teori ilmu pengetahuan


B. PERBEDAAN TEMPERAMEN, WATAK, DAN KEPRIBADIAN

Tempramen adalah sifat-sifat yang berhubungan dengan Emosi (perasaan), misalnya pemarah, penyabar, periang, pemurung, dan lain sebagainya. Sifat-sifat emosional adalah bawaan (warisan/turunan), sehingga bersifat permanen dan tipis kemungkinan untuk dapat berubah.
Tempramen selalu menunjukkan hubungan/perpaduan yang erat antara rohaniah dengan jasmaniah. Seseorang yang memiliki temperamen tinggi adalah seseorang yang mudah emosi (naik darah/marah) diiringi dengan gerakan-gerakan tangan, kaki, mata, mulut serta raut muka marah, pucat dan sebagainya. Sedangkan orang yang penyabar dengan wajah tenang serta berbicara lambat serta irama yang mantap.
Watak (karakter, tabiat) adalah sifat-sifat yang berhubungan dengan nilai-nilai, misalnya jujur, pembohong, rajin, pemalas, pembersih, penjorok dan lain sebagainya. Sifat-sifat itu bukan bawaan lahir, tetapi diperoleh setelah lahir, yaitu hasil dari kebiasaan sejak dari kecil, atau sebagai hasil dari pengaruh pendidikan/lingkungan sejak kecil. Sifatr-sifat seperti ini terbentuk terutama pada masa-masa anak-anak sampai umur 5 tahun (balita), dan berkembang terus sampai masa sekolah dan remaja.

Berbeda halnya dengan temperamen, yang sangat sukar dipengaruhi/ diubah, maka watak besar kemungkinannya untuk diubah. Sifat jujur, pembohong, rajin, pemalas, percaya pada diri sendiri (optimis), pesimis dan sebagainya, semuanya itu adalah hasil tempaan orang tua dan pengaruh lingkungan sejak kecil.
Kepribadian adalah keseluruhan aspek yang terdapat di dalam diri seseorang, termasuk di dalam temperamen dan watak. Di samping itu, termasuk juga ke dalam kepribadian semua pola tingkah laku, kebiasaan, sikap kecakapan, serta semua hal yang selalu muncul dari seseorang. Dengan demikian, kepribadian mengandung arti yang lebih luas dari temperamen dan watak, karena temperamen dan watak adalah sebagian dari kepribadian.
C.MENGUKUR KEPRIBADIAN
Melakukan pengukuran terhadap kepribadian seseorang bertujuan untuk dapat mengetahui corak kepribadian secara pasti dan terinci. Dengan mengetahui corak atau tipe kepribadian seseorang, berarti pengenalan kita terhadap dirinya menjadi lebih sempurna, sehingga proses pendidikannya dapat disesuaikan dan lebih lancar.
Cara mengukur/menyelidiki kepribadian ada bermacam-macam, antara lain:
1.Observasi
Menilaian kepribadian dengan cara mengganti/memperhatikan langsung tingkah laku serta kegiatan yang dilakukan oleh yang bersangkutan, terutama sikapnya, caranya, bicara, kerja, dan juga hasilnya.
2. Wawancara (Interview)
Menilai kepribadian dengan mengadakan tatap muka dan berbicara dari hati ke hati dengan orang yang dinilai. Agar diperoleh hasil yang murni, sebaiknya wawancara dilakukan secara santai, karena dengan cara ini suasananya menjadi akrab, pembicaraan saling terbuka, sehingga sesuatu yang diperlihatkan dan dikatakan orang yang di interview adalah murni.
3. Inventory
Inventory adalah sejenis kuesioner (pertanyaan tertulis) yang harus dijawab oleh responden secara ringkas, biasanya mengisi kolom jawaban dengan tanda cek. Inventory yang terkenal dan banyak digunakan untuk menilai kepribadian seseorang. Alat tes yang digunakan EPPS, 16 PF
4. Tekhnik Proyektif
Cara lain mengukur/menilai kepribadian dengan menggunakan tekhnik proyektif. Si anak/orang yang dinilai akan memproyeksikan pribadinya melalui gambar atau hal-hal lain yang dilakukannya. Tes uang digunakan adalah tes Rorschach, TAT, DAM
5. Biografi dan Autobiografi

Riwayat hidup yang ditulis orang lain (biografi) dan ditulis sendiri (authobiografi) dapat juga untuk menilai kepribadian. Sejenis authobiografi yang paling sederhana dapat dibuat oleh murid-murid dengan judul tulisan pengalaman yang tak terlupakan atau cita-citaku setelah tamat sekolah dan lain sebagainya.
6. Catatan Harian
Catatan harian seseorang berisikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan sehari-hari, dapat juga dianalisis dan dijadikan bahan penelitian kepribadian seseorang.
D. KELUARGA SEBAGAI PEMBENTUK UTAMA KEPRIBADIAN
Kepribadian tumbuh dan berkembang sepanjang manusia, terutama sejak lahir sampai masa remaja yang selalu berada di lingkungan keluarga, diasuh hari berada di rumah dan hanya beberapa jam saja berada di sekolah atau tempat lainnya di luar rumah. Karena itu, dapat dipahami cukup besar pengaruh dan peranan keluarga serta orang tua dalam membentuk pribadi seorang anak.
Pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani manusia, berlangsung dari bayi hingga remaja, terutama kanak-kanak yaitu masa yang paling baik dalam pembentukan kepribadian. Pada masa ini (usia 2-5 tahun) anak-anak sudah mulai dapat berkomunikasi secara lisan (bahasa inteligensinya mulai berkembang dan mengerti perintah dan larangan).
Selain alasan berkomunikasi, pada usia yang sangat muda ini, kemampuan anak untuk membantah/menolak perintah relatif masih kecil dan sebaliknya sangat mudah dibujuk untuk melakukan sesuatu karena kondisi jiwanya yang sedang tumbuh dan masih lemah itu. Pada masa bayi (0,0 – 1.0 tahun), pembentukan kepribadian berlangsung dengan cara pembiasaan-pembiasaan.
Pembentukan kepribadian harus dilakukan dengan kontinu dan diadakan pemeliharaan sehingga menjadi matang dan tidak mungkin berubah lagi. Misalnya anak sewaktu masih kecil tergolong rajin belajar dan membantu orang tua di rumah, tetapi setelah remaja berubah menjadi pemalas. Hal ini mungkin karena kurangnya pemeliharaan, tidak pernah diberi imbalan atau dengan kata lain motivasi belajar anak dibiarkan rusak. Seharusnya, semua sifat atau kebiasaan yang baik harus dipelihara dan dipupuk terus sampai dewasa agar tidak berubah lagi.