KEPRIBADIAN
1. PENGERTIAN
KEPRIBADIAN
Menurut asal katanya,
kepribadian atau personality berasal dari bahasa latin personare, yang berarti
mengeluarkan suara. Istilah ini digunakan untuk menunjukan suara dari
percakapan seorang pemain sandiwara melalui topeng yang dipakainya. Pada
mulanya istilah personare adalah topeng yang dipakai pemain sandiwara, dimana
suara pemain sandiwara itu diproyeksikan. Kemudian kata personare itu berarti
pemain sandiwara itu sendiri.
Kepribadian
(personality) berasal dari kata latin persona, persona adalah topeng yang
digunakan oleh pemain pentas dalam sandiwara atau teater yunani. Kata persona
(personality) berubah menjadi satu istilah yang mengacu pada gambaran social
tertentu yang diterima oleh individu dari kelompok atau masyarakatnya, individu
diharapkan bertingkah laku berdasarkan dengan gambaran sosial (peran) yang
diterimanya. Dari sini kata persona akhirnya menunjukkan penampilan luar, wajah
luar yang diperlihatkan orang, seorang kepada orang-orang di sekitarnya.
(koswara, 1991:10).
Allport mendefinisikan
kepribadian adalah organisasi-organisasi dinamis dari sistem-sistem psikofisik
dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik atau khas dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungannya itu.
Koentjaraningrat
(1980) menyebut kepribadian atau personality sebagai susunan unsure-unsur akal
dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap-tiap
individu manusia. Herman (1969) dikutip Monks, Knoers dan Hatitono (1984:3)
kepribadian masih bersifat teoristis, dapat disebut masih merupakan “Construct”
yang sangat kabur definisinya. Newcomb (1950:344-345), kepribadian
merupakan organisasi dari sikap-sikap yang di miliki seseorang sebagai latar
belakang terhadapap pri kelakuan.
Meskipun berbeda-beda,
definisi yang dicetuskan oleh para ahli psikologi menunjukkan bahwa pengertian
kepribadian menurut ilmu psikologi berbeda dan jauh lebih luas ketimbang
pengertian kepribadian yang biasa kita jumpai dalam perbincangan sehari-hari.
Dari berbagai perbedaan sebagaian besar definisi yang dikemukakan oleh para
psikolog, memiliki persamaan yang mendasar, yaitu sebagai berikut:
- Definisi menekankan perlunya
memahami arti perbedaan-perbedaan individual
- Kepribadian di pandang sebagai
organisasi pengarah tingkah laku
- Keunikan kepribadian
individu ditentukan atau dipengaruhi oleh factor-faktor bawaan dan lingkungan
Teori-teori
kepribadian
1. Teori kepribadian psikoanalisis
Teori ini dibangun
oleh freund, di mana model kepribadian saling berhubungan dan menimbulkan
ketegangan satu sama lain, tiga system kepribadian menurutnya id, ego, dan
super ego. Ketiga satu sisitem merupakan satu tim yang saling bekerja sama
dalam mempengaruhi perilaku manusia. Id bekerja menggunakan prinsip kesenangan,
mencari kepuasan segera inpuls biologis, ego mematuhi prinsip realita, menunda
pemuasan sampai bisa di capai dengan cara yang diterima masyarakat, dan super
ego memiliki standar moral pada individu. Teori freund mengenai dinamika
kepribadian menyatakan bahwa terdapat sejumlah energy, psikis(libido) yang
kostan untuk setiap individu. Teori ini berpendapat bahwa dorongan id yang tidak
bisa diterima dapat menimbulkan kecemasan, yang bisa diturunkan oleh mekanisme
pertambangan. Teori freund mengenai perkembangan kepribadian menyatakan bahwa
individu melewati tahap psikoseksual (seperti, oral, anal, valid). Teori
psikoanalisis telah dimodifikasi oleh ahli lain seperti jung,adler, horney,
Sullivan, fromm, dan Erickson yang semuanya lebih menekankan fungsi ego dan
motif selain dari seks dan agresi.
2. Teori kepribadian sifat (trait
theories)
Teori-teori sifat pada
dasarnya meliputi psikologi individu Gordon williard allport “psikologi
konstitusi” William Sheldon, dan teori factor Raymond cattell (hall &
lindzey, 1993:9). Teori-teori ini menyatakan bahwa manusia memiliki sifat-sifst
tertentu, yakni pola kecanderungan betingkah laku dengan cara tertentu,
sifat-sifat stabil menyebabkan manusianbertingkah laku relatif tetap dari
situasi ke situasi. Allport membedakan antara sifat umum dan kecenderunag
pribadi. Sifat umum adalah dimensi sifat yang dapat membandingkan individu satu
sama lain. Kecenderungan pribadi di maksudkan sebagai pola unik sifat-sifat
yang ada dalam diri individu. Allport membagi sejumlah perbedaan di antara
berbagai jenis sifat, yaitu:
1.
Sifat-sifat kardinan, sifat ini
merupakan karakteristik yang dominan dalam kehidupan seseorang bisa dikatakan
sebagai sifat utama.
2.
Sifat-sifat sentral, sifat ini
merupakan karakteristik yang kurang memotivasi perilaku individu.
3.
Sifat sekunder, sifat-sifat ini
merupakan karakteristik periveral dalam individu.
Teori sifat berikutnya
adalah teori dari William shaldon, yaitu psikologi konstitusi adalah suatu
studi mengenai aspek-aspek psikologis dari perilaku manusia yang berkaitan
dengan morfologi dan fisiologi tubuh. Williem mengelompokkan menjadi tiga
komponen atau dimensi temperamental :
·
Viscerotonia : mengejar kenikmstsn,
tenang, santai dan pandai bergaul
·
Somatotenia : suka berpetualang dan
berani mengambil resiko yang tinggi serta kurang peka terhadap perasaan orang
lain
·
Cerebrotonia : senang menyendiri,
takut pada orang lain, memiliki kesadaran diri yang tinggi
3. Teori kepribadian behaviorisme
Menurut Skiner
kepribadian itu dibentuk melalui proses belajar. Dia (kepribadian) bukanlah
agen penyebab tingkahlaku melainkan suatu hasil dari factor lingkungan dan
bawaan yang khas.
4. Teori Kognitif
Pandangan teori
kognitif menyatakan bahwa organisasi kepribadian manusia adalah elemen- elemen
kesadaran yang satu sama lain saling terkait dalam lapangan kesadaran
(kognis)i. Menurut teori ini unsure psikis dan fisik tidak dipisahkan lagi.
Tipe-tipe kepribadian
Menurut Hippocrates
dan Galenus manusia bisa di bagi menjadi empat golongan berdasarkan zat cair
anda dalam tubuh
1.
Melancolis: orang yang banyak empedu
hitam. Bersikap murung, pesimistis dan selalu merasa curiga
2.
Sanguinis: orang yang banyak
darahnya. Orang ini selalu bersikap periang, gembira dan optimis
3.
Flegmatis: orang yang banyak
lendirnya. Orang ini selalu bersikap lamban dan pemalas wajahnya selalu pucat
dan pesimis
4.
Koleris: orang yang banyak empedu
kuning. Orang ini bersikap garang dan agresif bertubuh besar dan kuat
Menurut eduard
spranger manusia dapat dikelompokkan menjadi enam golongan
1.
Manusia politik, bersifat suka
menguasai oranng lain
2.
Manusia ekonomi, bersifat suka
bekerja dan suka mencari untung segala usahanya ditunjukkan kepada penguasaan
materi
3.
Manusia social, memiliki sifat-sifat
yang suka mengabdi dan berkorbanuntuk orang lain
4.
Manusia seni, jiwa orang ini selalu
dipengaruhi oleh nilai-nilai keindahan
5.
Manusia agama, mereka lebih
mementingkan hidup untuk mengabdi pada tuhan yang maha esa. Mereka sdnantiasa
melaksanakan ajaran agama semaksimal mungkin
6.
Manusia teori, sifat-sifat manusia
ini antara lain senang berdiskusi, membaca teori-teori ilmu pengetahuan
B.
PERBEDAAN TEMPERAMEN, WATAK, DAN KEPRIBADIAN
Tempramen adalah
sifat-sifat yang berhubungan dengan Emosi (perasaan), misalnya pemarah,
penyabar, periang, pemurung, dan lain sebagainya. Sifat-sifat emosional adalah
bawaan (warisan/turunan), sehingga bersifat permanen dan tipis kemungkinan
untuk dapat berubah.
Tempramen selalu
menunjukkan hubungan/perpaduan yang erat antara rohaniah dengan jasmaniah.
Seseorang yang memiliki temperamen tinggi adalah seseorang yang mudah emosi
(naik darah/marah) diiringi dengan gerakan-gerakan tangan, kaki, mata, mulut
serta raut muka marah, pucat dan sebagainya. Sedangkan orang yang penyabar
dengan wajah tenang serta berbicara lambat serta irama yang mantap.
Watak (karakter, tabiat) adalah sifat-sifat yang berhubungan dengan
nilai-nilai, misalnya jujur, pembohong, rajin, pemalas, pembersih, penjorok dan
lain sebagainya. Sifat-sifat itu bukan bawaan lahir, tetapi diperoleh setelah
lahir, yaitu hasil dari kebiasaan sejak dari kecil, atau sebagai hasil dari
pengaruh pendidikan/lingkungan sejak kecil. Sifatr-sifat seperti ini terbentuk
terutama pada masa-masa anak-anak sampai umur 5 tahun (balita), dan berkembang
terus sampai masa sekolah dan remaja.
Berbeda halnya dengan
temperamen, yang sangat sukar dipengaruhi/ diubah, maka watak besar
kemungkinannya untuk diubah. Sifat jujur, pembohong, rajin, pemalas, percaya
pada diri sendiri (optimis), pesimis dan sebagainya, semuanya itu adalah hasil
tempaan orang tua dan pengaruh lingkungan sejak kecil.
Kepribadian adalah
keseluruhan aspek yang terdapat di dalam diri seseorang, termasuk di dalam
temperamen dan watak. Di samping itu, termasuk juga ke dalam kepribadian semua
pola tingkah laku, kebiasaan, sikap kecakapan, serta semua hal yang selalu
muncul dari seseorang. Dengan demikian, kepribadian mengandung arti yang lebih
luas dari temperamen dan watak, karena temperamen dan watak adalah sebagian
dari kepribadian.
C.MENGUKUR
KEPRIBADIAN
Melakukan pengukuran
terhadap kepribadian seseorang bertujuan untuk dapat mengetahui corak
kepribadian secara pasti dan terinci. Dengan mengetahui corak atau tipe
kepribadian seseorang, berarti pengenalan kita terhadap dirinya menjadi lebih
sempurna, sehingga proses pendidikannya dapat disesuaikan dan lebih lancar.
Cara
mengukur/menyelidiki kepribadian ada bermacam-macam, antara lain:
1.Observasi
Menilaian kepribadian
dengan cara mengganti/memperhatikan langsung tingkah laku serta kegiatan yang
dilakukan oleh yang bersangkutan, terutama sikapnya, caranya, bicara, kerja,
dan juga hasilnya.
2. Wawancara
(Interview)
Menilai kepribadian
dengan mengadakan tatap muka dan berbicara dari hati ke hati dengan orang yang
dinilai. Agar diperoleh hasil yang murni, sebaiknya wawancara dilakukan secara
santai, karena dengan cara ini suasananya menjadi akrab, pembicaraan saling
terbuka, sehingga sesuatu yang diperlihatkan dan dikatakan orang yang di
interview adalah murni.
3. Inventory
Inventory adalah
sejenis kuesioner (pertanyaan tertulis) yang harus dijawab oleh responden
secara ringkas, biasanya mengisi kolom jawaban dengan tanda cek. Inventory yang
terkenal dan banyak digunakan untuk menilai kepribadian seseorang. Alat tes
yang digunakan EPPS, 16 PF
4. Tekhnik Proyektif
Cara lain
mengukur/menilai kepribadian dengan menggunakan tekhnik proyektif. Si
anak/orang yang dinilai akan memproyeksikan pribadinya melalui gambar atau
hal-hal lain yang dilakukannya. Tes uang digunakan adalah tes Rorschach, TAT,
DAM
5. Biografi dan Autobiografi
Riwayat hidup yang
ditulis orang lain (biografi) dan ditulis sendiri (authobiografi) dapat juga
untuk menilai kepribadian. Sejenis authobiografi yang paling sederhana dapat
dibuat oleh murid-murid dengan judul tulisan pengalaman yang tak terlupakan
atau cita-citaku setelah tamat sekolah dan lain sebagainya.
6. Catatan Harian
Catatan harian
seseorang berisikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan sehari-hari, dapat juga
dianalisis dan dijadikan bahan penelitian kepribadian seseorang.
D.
KELUARGA SEBAGAI PEMBENTUK UTAMA KEPRIBADIAN
Kepribadian tumbuh dan
berkembang sepanjang manusia, terutama sejak lahir sampai masa remaja yang
selalu berada di lingkungan keluarga, diasuh hari berada di rumah dan hanya
beberapa jam saja berada di sekolah atau tempat lainnya di luar rumah. Karena
itu, dapat dipahami cukup besar pengaruh dan peranan keluarga serta orang tua
dalam membentuk pribadi seorang anak.
Pertumbuhan dan
perkembangan jasmani serta rohani manusia, berlangsung dari bayi hingga remaja,
terutama kanak-kanak yaitu masa yang paling baik dalam pembentukan kepribadian.
Pada masa ini (usia 2-5 tahun) anak-anak sudah mulai dapat berkomunikasi secara
lisan (bahasa inteligensinya mulai berkembang dan mengerti perintah dan
larangan).
Selain alasan
berkomunikasi, pada usia yang sangat muda ini, kemampuan anak untuk
membantah/menolak perintah relatif masih kecil dan sebaliknya sangat mudah
dibujuk untuk melakukan sesuatu karena kondisi jiwanya yang sedang tumbuh dan
masih lemah itu. Pada masa bayi (0,0 – 1.0 tahun), pembentukan kepribadian
berlangsung dengan cara pembiasaan-pembiasaan.
Pembentukan
kepribadian harus dilakukan dengan kontinu dan diadakan pemeliharaan sehingga
menjadi matang dan tidak mungkin berubah lagi. Misalnya anak sewaktu masih
kecil tergolong rajin belajar dan membantu orang tua di rumah, tetapi setelah
remaja berubah menjadi pemalas. Hal ini mungkin karena kurangnya pemeliharaan, tidak
pernah diberi imbalan atau dengan kata lain motivasi belajar anak dibiarkan
rusak. Seharusnya, semua sifat atau kebiasaan yang baik harus dipelihara dan
dipupuk terus sampai dewasa agar tidak berubah lagi.