BAIK DAN BURUK
Baik
dan buruk merupakan sifat yang selamanya akan menempel pada suatu benda mati
atau hidup. Anggapan munculnya sifat baik dan buruk itu karena adanya suatu
nilai di masyarakat. Dalam mendefinisikan baik dan buruk, setiap orang pasti
berbeda-beda. Sebab, sumber penentu baik dan benar, yaitu tuhan dan manusia; wahyu dan akal. Berikut
ini beberapa perbedaan pendapat tersebut:
1)
Ali bin Abi Tholib (40 H) : kebaikan
adalah menjauhkan diri dari larangan, mencari sesuatu yang halal, dan memberi
kelonggaran kepada keluarga
2)
Ibnu Maskawaih (941-1030 M) :
kebaikan adalah yang dihasilkan oleh manusia melalui kehendaknya yang tinggi.
Keburukan adalah sesuatu yang diperlambat demi mencapai kebaikan
3)
Muhammad Abduh (1849-1905) :
kebaikan adalah apa yang lebih kekal faedahnya sekalipun menimbulkan rasa sakit
dalam melakukannya.
4)
Louis ma’luf : baik, lawan buruk,
adalah menggapai kesempurnaan sesuatu. Buruk, lawan baik, kata yang menunjukkan
sesuatu yang tercela dan dosa.
5) Poerwadarminta(1904-1958): baik: (1) elok,
patut,teratur; (2) berguna, manjur; (3) tidak jahat; (4) sembuh,pulih; (5)
selamat (tak kurang sesuatu pun). Buruk: (1) rusak atau busuk; (2) jahat,
jelek, kurang baik, tidak menyenangkan
Al-Ghazali berpendapat bahwa
sumber-sumber akhlak baik adalah :
1. Kitab suci Al-Qur’an.
2. Sunnah Nabi.
3. Akal fikiran.